Tuesday, November 22, 2016

Makalah Perkembangan Peserta Didik Sosial Anak SD Kelas Rendah

Makalah Perkembangan Peserta Didik Sosial Anak SD Kelas Rendah



KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan syukur Alhamdulillah kepada Allah SWT, Maka Perkembangan Peserta Didik ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Tujuan penulisan tugas ini adalah guna membantu kelancaran pembelajaran  khususnya untuk  Mata Kuliah Perkembangan Peserta Didik di Jurusan PGSD Universitas Muria Kudus.  Dalam tugas Perkembanagan Peserta Didik ini memuat materi tentang  Perkembangan Sosial Peserta Didik Usia SD (kelas Rendah).
Penulis mengakui masih banyak kekurangan disana-sini dalam penulisan tugas ini. Masih banyak yang harus diperbaiki dan disempurnakan lagi. Untuk itu, penulis tetap mengharapkan beragam saran, masukan, maupun kritik yang membangun  dari para pembaca.  Demikian harapan dari penulis, semoga karya ini bermanfaat bagi para pembaca,  khususnya mahasiswa yang mengikuti mata kuliah Perkembangan Peserta Didik. Demi kelancaran dan terlaksananya proses pembelajaran yang lebih baik.







Kudus, 24 Oktober  2016


Tim Penyusun




DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................................... 1
DAFTAR ISI............................................................................................................................... 2
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................................... 3
A.    Latar Belakang................................................................................................................. 3
B.     Rumusan Masalah............................................................................................................ 4
C.     Tujuan Penelitian.............................................................................................................. 4
BAB II PEMBAHASAN............................................................................................................ 5
A.    Pengertian Perkembangan Sosial..................................................................................... 5
B.     Faktor-Faktor Yang Memepengaruhi............................................................................... 6
C.     Aspek-Aspek Yang Memepengaruhi............................................................................... 8
D.    Ciri-Ciri Yang Memepengaruhi........................................................................................ 9
E.   Peran Guru Dalam Menstimulasi Perkembangan............................................................ 9
BAB III PENUTUP................................................................................................................... 12
A.    Kesimpulan..................................................................................................................... 12
B.     Saran............................................................................................................................... 13

Daftar Pustaka............................................................................................................................ 14









BAB I
PENDAHULUAN

A.     Latar Belakang

Suatu perubahan kehidupan yang cukup esensial pada anak usia SD adalah semakin meluasnya lingkungan pergaulan. Sejak memasuki lembaga pendidikan pra-sekolah atau taman kanak-kanak, anak memperoleh perluasan yang sangat berarti dalam jangkauan interaksi sosialnya. Kalau semula ia hanya bergaul dengan lingkungan keluarga dan teman sebaya yang ada di sekitar rumahnya maka sekarang ia mulai mengenal guru dan teman-tema sekelasnya..
Semakin luas dan kompleksnya lingkungan pergaulan anak tersebut adalah suatu proses kehidupan yang wajar dalam arti merupakan suatu tugas perkembangan yang secara normal perlu dijalani oleh anak. Bukan hanya tuntutan lingkungan yang membuat anak berperilaku seperti itu, tetapi perkembangan internal pribadi anak sendiri sendiri juga mendorongnya untuk semakin memperluas lingkup pergaulannya.Secara internal, dalam diri anak juga terjadi perubahan-perubahan yang mendorongnya untuk lebih interest terhadap interaksi pertemanan dan pergaulan sosial yang lebih luas.Dikuasaina berbagi perangkat keterampilan fisik dan bahasa serta semaki berkurangnya ketergantungan kepada pihak orang tua.Mendorong anak untuk memperluas lingkup interaksi sosialnya.Begitu pula, pengalamna-pengalaman menyenangkan yang didapat dari hubunga teman sebaya semain menumbuhkan minat anak utuk memperluas lingkungan pergaulannya.
Sesuai dengan kekhasan perkembangan sosial dan pribadi anak di atas, ada beberapa aspek esensial yang perlu dipahami oleh calon guru SD, yakni berkenaan dengan perkembangan emosi, hubungan pertemanan, dan perkembangan identitas diri (self identity). Pemahaman tentang aspek perkembangan anak tersebut diharapkan dapat membantu dalam merancang suasana lingkungan belajar yang kondusif bagi perkembangan sosial-pribadi anak.
Manfaat lain yang dapat diperoleh dengan memahami perkembangan sosial-pribadi anak adalah memberikan landasan konseptual dalam menentukan alternatif perlakuan pendidikan terhadap anak didik yang sesuai dengan perkembangannya. Dengan demikian, guru diharapkan akan bisa menjadi fasilitator perkembangan sosial-pribadi anak.

B.     Perumusan Masalah

Dari  latar belakang di atas, penulis merumuskan beberapa masalah yang berkaitan dengan perkembangan sosial dan konsep kemandirian, yakni:
1.      Apakah makna dari perkembangan sosial?
2.      Apa saja faktor-faktor yang memepengaruhi perkembangan sosial anak SD?
3.      Apa saja aspek-aspek yang mempengaruhi perkembanagan social anak SD?
4.      Apa ciri-ciri yang mempengaruhi perkembanagn sosial anak SD?
5.      Bagaimana peran guru dalam menstimulasi perkembanagan anak didiknya?

C.     Tujuan Penelitian
1.         Untuk memenuhi tugas Perkembangan Peserta Didik.
2.         Untuk mengetahui lebih jelas tentang perkembangan sosial anak SD kelas rendah.
.















BAB II
PEMBAHASAN

A.           Pengertian Perkembangan Sosial
Samsu Yusuf (Budiamin dkk, 2000:132)  menyatakan bahwa Perkembangan sosial merupakan pencapaian kematangan dalam hubungan sosial. Perkembangan sosial dapat pula diartikan sebagai proses belajar untuk menyesuaikan diri terhadap norma-norma kelompok, moral dan tradisi ; meleburkan diri menjadi satu kesatuan dan saling berkomunikasi dan kerja sama.
Pada awal manusia dilahirkan belum bersifat sosial, dalam artian belum memiliki kemampuan dalam berinteraksi dengan orang lain. Kemampuan sosial anak diperoleh dari berbagai kesempatan dan pengalaman bergaul dengan orang-orang dilingkungannya. Perkembanan juga dapat diartikan sebagai “perubahan yang progresif dan kontinyu dalam diri individu dari mulai akhir sampai mati”. Pengertian lain dari perkembangan adalah perubahan-perubahan yang dialami setiap individu atau organisme menuju kedewasaan atau kematanagan yang berlangsung secara sistematis, progresif dan berkesinambungan, baik menyangkut fisik maupun psikis.
Kebutuhan berinteraksi dengan orang lain telah dirasakan sejak usia enam bulan, disaat itu mereka telah mampu mengenal manusia lain, terutama ibu dan anggota keluarganya. Anak mulai mampu membedakan arti senyum dan perilaku sosial lain, seperti marah (tidak senang mendengar suara keras) dan kasih sayang. Sueann Robinson Ambron (Budiamin dkk, 2000:132)  menyatakan bahwa  sosialisasi itu sebagai proses belajar yang membimbing anak ke arah perkembangan kepribadian sosial sehingga dapat menjadi anggota masyarakat yang bertanggung jawab dan efektif. Hubungan sosial mulai dari tingkat sederhana dan terbatas, yang didasari oleh kebutuhan yang sederhana.Semakin dewasa dan bertambah umur, kebutuhan manusia menjadi kompleks dan dengan demikian tingkat hubungan sosial juga berkembang amat kompleks.
 Dari kutipan diatas dapat dimengerti bahwa semakin bertambah usia anak maka semakin kompleks  perkembangan sosialnya, dalam arti mereka semakin membutuhkan orang lain. Tidak dipungkiri lagi bahwa manusia adalah makhluk sosial yang tidak akan mampu hidup sendiri, mereka butuh interaksi dengan manusia lainnya, interaksi sosial merupakan kebutuhan kodrati yang dimiliki oleh manusia.

B.            Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Sosial Anak
Menurut Sunarto dan Hartono (2006:130-132) mengatakan bahwa perkembangan sosial manusia dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu:
A.  Keluarga
Keluarga merupakan lingkungan pertama yang memberikan pengaruh terhadap beberapa aspek perkembangan anak, termasuk perkembangan sosialnya. Kondisi dan tata cara kehidupan keluarga merupakan lingkungan yang kondusif bagi sosialisasi anak. Di dalam keluarga berlaku norma-norma kehidupan keluarga, dan dengan demikian pada dasarnya keluarga merekayasa perilaku kehidupan budaya anak.
Proses pendidikan yang bertujuan mengembangkan kepribadian anak lebih banyak ditentukan oleh keluarga. Pola pergaulan dan bagaimana norma dalam menempatkan diri terhadap lingkungan yang lebih luas ditetapkan danm diarahkan oleh keluarga.

B.  Kematangan
Bersosialisasi memerlukan kematangan fisik dan psikis. Untuk manpu mempertimbangkan dalam proses sosial, memberi dan menerima pendapat orang lain, memerlukan kematangan intelektual dan emosional. Di samping itu, kemampuan berbahasa ikut pula menentukan.Dengan demikian, untuk mampu bersosialisasi dengan baik diperlukan kematangan fisik sehingga setiap orang fisiknya telah mampu menjalankan fungsinya dengan baik.

C.  Status Sosial Ekonomi
Kehidupan sosial banyak dipengaruhi oleh kondisi atau status kehidupan sosial keluarga dalam lingkungan masyarakat. Masyarakat akan memandang anak, bukan sebagai anak yang independen, akan tetapi akan dipandang dalam konteksnya yang utuh dalam keluarga anak itu. “ia anak siapa”. Secara tidak langsung dalam pergaulan sosial anak, masyarakat dan kelompoknya dan memperhitungkan norma yang berlaku di dalam keluarganya.

D. Pendidikan
        Pendidikan merupakan proses sosialisasi anak yang terarah. Hakikat pendidikan sebagai proses pengoperasian ilmu yang normatif, akan memberikan warna kehidupan sosial anak di dalam masyarakat dan kehidupan mereka di masa yang akan datang. Pendidikan dalam arti luas harus diartikan bahwa perkembangan anak dipengaruhi oleh kehidupan keluarga, masyarakat, dan kelembagaan. Penanaman norma perilaku yang benar secara sengaja diberikan kepada peserta didik yang belajar di kelembagaan pendidikan (sekolah).
Peserta didik bukan saja dikenalkan kepada norma-norma lingkungan dekat, tetapi dikenalkan kepada norma kehidupan bangsa (nasional) dan norma kehidupan antarbangsa. Etik pergaulan membentuk perilaku kehidupan bermasyarakat dan bernegara.

E.  Kapasitas Mental, Emosi, dan Intelegensi
Kemampuan berpikir banyak mempengaruhi banyak hal, seperti kemampuan belajar, memecahkan masalah, dan berbahasa. Anak yang berkemampuan intelektual tinggi akan berkemampuan berbahasa secara baik. Oleh karena itu kemampuan intelektual tinggi, kemampuan berbahasa baik, dan pengendalian emosional secara seimbang sangat menentukan keberhasilan dalam perkembangan sosial  anak.
Sikap saling pengertian dan kemampuan memahami orang lain merupakan modal utama dalam kehidupan sosial dan hal ini akan dengan mudah dicapai oleh remaja yang berkemampuan intelektual tinggi.
Pada kasus tertentu seorang jenius atau superior sukar untuk bergaul dengan kelompok sebaya, karena pemahaman mereka telah setingkat dengan kelompok umur yang lebih tinggi.Sebaliknya kelompok umur yang lebih tinggi (dewasa) tepat “menganggap” dan “memperlakukan” mereka sebagai anak-anak.


C.      Aspek-aspek perkembangan sosial

a.       Proses sosialisasi
            Proses sosialisasi merupakan proses penyesuaian diri terhadap lingkungan kehidupan sosial, bagaimana seharusnya seseorang hidup di dalam kelompoknya baik kelompok kecil maupun kelompok masyarakat luas. Interaksi seseorang dengan manusia lain diawali sejak saat bayi lahir dengan cara yang sederhana. Sepanjang kehidupannya pola aktivitas sosial anak mulai terbentuk dan mulai berkembang.

b.        Pola pertemanan
            Akhir masa anak-anak sering pula disebut sebagai usia berkelompok karena pada masi ini ciri pola pertemanan mereka yang menonjol ditandai dengan minat besar terhadap aktivitas dengan teman-teman sebaya dan mningkatnya keinginan untuk diterima sebagai anggota kelompok. Sehinngga mereka mulai membentuk suatu geng atau kelompok bermain yang tentunya berbeda dengan geng-geng pada masa remaja.

Ciri-ciri geng pada saat usia kelas rendah, antara lain :
-    Geng anak-anak merupakan kelompok yang mempunyai minat bermain yang sama
-    Anggota geng pada umumnya terdiri dari kelompok jenis kelamin yang sama
-    Anggota geng senang menggunakan atribut yang sama, dll.

c.         Penyesuaian diri
            Dalam kehidupan pertemanan, pembentukan hubungan yang erat diantara kawan-kawan semakin penting pada masa anak-anak.. Suatu hal yang sulit bagi anak-anak menjauh dari temannya, individu mencurahkan kepada teman-temannya apa yang tersimpan di dalam hatinya, dari angan-angan, pemikiran dan perasaan. Ia mengungkapkan kepada mereka secara bebas tentang rencananya, cita-citanya dan dorongan-dorongannya. Dalam semua itu individu menemukan telinga yang mau mendengarkan apa yang dikatakannya dan hati yang terbuka untuk bersatu dengannya.
Dengan demikian pengertian yang diterima dari temannya akan membantu dirinya dalam penerimaan terhadap keadaan dirinya sendiri, ini sangat membantu diri individu dalam memahami pola-pola dan ciri-ciri yang menjadikan dirinya berbeda dari orang lain. Semakin mengerti ia akan dirinya maka individu akan semakin meningkat kebutuhannya untuk berusaha untuk menerima dirinya dan mengetahui kekuatan dan kelemahannya. Dengan demikian ia akan menemukan cara penyesuaian diri yang tepat sessuai dengan potensi yang dimilikinya. 


D.           Masa-masa kelas rendah siswa memiliki ciri-ciri khas sebagai berikut :
1.      Adanya korelasi positif yang tinggi antara keadaan kesehatan pertumbuhan jasmani dengan prestasi sekolah
2.      Adanya sikap yang cenderung untuk memenuhi peraturan-peraturan permainan yang tradisional
3.      Adanya kecenderungan memuji diri sendiri
4.      Suka membanding-bandingkan dirinya dengan anak lain,kalau hal itu dirasanya menguntungkan untuk meremehkan anak lain
5.      Kalau tidak dapat menyelesaikan sesuatu soal, maka soal itu dianggapnya tidak penting
6.      Pada masa ini (terutama pada umur 6,0-8,0) anak menghendaki nilai (angka rapor) yang baik tanpa mengingat apakah prestasinya memang pantas diberi nilai baik atau tidak
7.      Hal-hal yang bersifat konkret lebih mudah dipahami ketimbang yang abstrak
8.      Kehidupan adalah bermain. Bermain bagi anak usia ini adalah sesuai yang dibutuhkan dan dianggap serius. Bahkan anak tidak dapat membedakan secara jelas perbedaan bermain dengan bekerja
9.      Kemampuan mengingat (memory) dan berbahasa berkembang sangat cepat dan mengagumkan.
E.            Peran Guru Dalam Mengembangkan Kecerdasan Sosial Anak SD Kelas Rendah.

Bimbingan sosial diarahkan kepada upaya membantu peserta didik mengembangkan keterampilan sosial atau keterampilan berinteraksi di dalam kelompok. Menurut Shertzer dan Stone (1971) mengartikan bimbingan sebagai process of helping an individual to understand hmself and hisworld, ang bermakna bahwa bimbingan merupakan pemberian bantuan kepada individu agaar mampu memahami diri dan lingkungannya. Keterampilan sosial adalah kecakapan berinteraksi dengan orang lain, dan cara-cara yang digunakan dalam berinteraksi tersebut sesuai dengan aturan dan tujuan dalam konteks kehidupan tertentu. Dalam kehidupan peserta didik (anak sekolah) kecakapan tersebut adalah kecakapan interaksi dengan kelompok teman sebaya atau orang dewasa.
Proses belajar dan pembelajaran akan menjadi wahana bagi perkembangan sosial peserta didik. Hal ini berarti bahwa bimbingan sosial dapat berlangsung di dalam dan secara terpadu dengan proses belajar dan pembelajaran. Ditinjau dari sudut pandangan bimbingan, proses belajar dan pembelajaran merupakan wahana begi pengembangan keterampilan sosial, kesadaran saling bergantung, dan kemampuan menerima serta mengikuti aturan kelompok.

Peran penting yang perlu dimainkan guru dalam kaitannya dengan layanan bimbingan sosial ialah mengembangkan atmosfir kelas yang kondusif. Atmosfir kelas yang kondusif bagi perkembangan sosial ialah yang dapat menumbuhkan:
a.  Rasa turut memiliki kelompok, ditandai dengan identifikasi diri, loyalitas, dan berorientasi pada pemenuhan kewajiban kelompok.
b.  Partisipasi kelompok, ditandai dengan kerjasama, bersikap membantu, dan mengikuti aturan main.
c.  Penerimaan terhadap keragaman individual dan kelompok, serta menghargai kelebihan orang lain.

Atmosfir kelas  yang kondusif dapat ditumbuhkan melalui pembelajaran kooperatif. Pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran yang bergantung kepada kelompok kerja kecil yang mengkombinasikan:
a. Tujuan kelompok atau dukungan tim
b. Tanggung jawab individual
c.  Kesamaan kesempatan untuk sukses

Pembelajaran kooperatif akan menimbulkan terjadinya dukungan tim berupa bantuan teman sebaya di dalam mempelajari tugas-tugas akademik. Bantuan teman sebaya akan melintasi hal-hal akademis dan akan menumbuhkan ikatan sosial di dalam kelompok. Sebagai contoh, seorang peserta didik yang pandai akan terdorong untuk membantu peserta didik yang kurang pandai di dalam kelompoknya untuk menyelesaikan tugas kelompok secara brsama-sama.
Sementara itu, tanggung jawab individual tetap akan tumbuh karena setiap peserta didik dituntut untuk mempelajari dan menguasai tugas-tugas pembelajaran secara sungguh-sungguh. Dalam pembelajaran kooperatif ini guru harus meyakinkan pesrta didik bahwa hasil kerjanya adalah hasil kerja kelompok. Oleh sebab itu setiap peserta didik harus ambil bagian dalam menyelesaikan tugas-tugas kelompok. Tingkat tanggung jawab individual tetap akan diukur melalui asesment tingkat penguasaan bahan ajar.
Kesempatan untuk sukses akan diperoleh setiap peserta didik dalam upaya memberikan kontribusi kepada prestasi kelompok. Upaya semua peserta didik akan dihargai sesuai dengan tingkat prestasi yang dicapainya dan penilaian diberikan atas dasar upaya yang dilakukan.

























BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Dari hasil pembahasan tentang perkembangan sosial anak dan konsep kemandirian anak SD, penulis mencoba membuat kesimpulan sebagai berikut:
1.   Perkembangan sosial merupakan pencapaian kematangan dalam hubungan sosial. Dapat juga diartikan sebagai proses belajar untuk menyesuikan diri terhadap norma-norma kelompok, moral, dan tradisi; meleburkan diri menjadi satu kesatuan dan saling berkomunikasi dan berkerja sama.
2.   Melalui pergaulan atau hubungan sosial, baik dengan orang tua, anggota keluarga, orang dewasa lainnya maupun teman bermainnya, anak mulai mengembangkan bentuk-bentuk tingkah laku sosial, diantaranya:(1) Pembangkangan (Negativisme); (2) Agresi (aggression); (3) Berselisih/bertengkar (quarreling); (4) Menggoda (teasing); (5) Persaingan (rivarly); (6) Kerjasama (cooperation); (7) Tingkah laku berkuasa (ascendant behavior); (8) Mementingkan diri sendiri (selfishness); (9) Simpati (sympathy).
3.  Hubungan pertemanan ini di tandai dengan semakin terlibatnya anak dalam aktivitas atau interaksi dengan teman sebaya.Ketika memasuki usia SD, anak lebih antusias dan lebih banyak terlibat dalam aktivitas-aktivitas bermain yang bersifat kooperatif (cooperative play). Intensitas hubungan maupun waktu keterlibatannya mengalami peningkatan.
4.  Identitas pribadi seseorang terbentuk melalui perkembangan proses krisis psikososial. Setiap individu akan dihadapkan pada krisis-krisis kehidupan dalam setiap fase perkembangannya. Jika individu mampu mengatasi krisis-krisis yang dihadapinya, maka ia akan memiliki kepribadian yang sehat atau terintegrasi dan kemampuan untuk menguasai lingkungan. Sebaliknya, kalau seseorang gagal menyelesaikan krisis-krisis tersebut, maka ia akan menjadi orang yang hanyut dalam arus kehidupan.
5.   Implikasi terhadap pembelajaran, yakni perlunya aktivitas-aktivitas pendidikan atau pembelajaran baik di kelas maupun di luar kelas yang memberikan banyak kesempatan kepada anak untuk berdialog diantara sesama mereka. Akan lebih baik kalau sekolah menyediakan berbagai kegiatan yang terprogram dan terencana untuk mereka sehingga aktivitas anak-anak dapat lebih terarahkan sesuai dengan yang diharapkan.

B.     Saran
Setelah membaca makalah ini kami sebagai penyusun menyarankan dan mengharapkan terutama kepada mahasiswa calon guru SD masa depan agar memberikan kesempatan kepada semua siswanya untuk mengembangkan dan mengekspresikan emosinya secara wajar, dengan disertai contoh konkrit dari gurunya dalam kehidupan sehari-hari, serta dapat memahami dan memfasilitasi apa yang dibutuhkan oleh siswa untuk mengembangkan bakat yang dimilikinya.


DAFTAR PUSTAKA

Ali, M. dan Asrori, M. (2005). Psikologi Remaja Perkembangan Peserta Didik. Jakarta: Bumi Aksara.

Yusuf, LN. S. (2011). Psikologi Perkembangan Anak & Remaja. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Budiamin, A., Hafidz, D. dan Daim. (2006). Perkembangan Peserta Didik. Bandung: UPI Press.

Proyek Pendidikan Guru Sekolah Dasar. (1998). Perkembangan dan Belajar Peserta Didik. Jakarta: Depdikbud.

Susanto, Ahmad. (2011). Perkembanagn Anak Usia Dini. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Bahar Djamarah, Syaiful. (2011). Psikologi Belajar. Jakarta: PT Rineka Cipta.         

No comments :

Post a Comment